iya,,aku bahagia



Jika tak ada opsi lain untuk mengejawantahkan apa yang aku rasakan saat ini,, adalah ‘Iya’ yang ingin aku ucapkan.

Atas semua tanya yang tak pernah kau ungkap.
Karena memang kata itu yang menurutku sesuai untuk menjadi sebuah jawaban.

Ya, aku memang tengah merasakannya.
Bahkan seiring berjalannya waktu, grafiknya perlahan-lahan mulai merambat naik, naik dan naik.
Jika kau tanya apa aku menikmatinya? maka jawabanya-pun ‘iya’.

Bahkan aku sangat menikmatinya. Bayangkan jika kau berjalan di Gurun pasir yang sangat panas dan kering,, tiba-tiba kau bertemu dengan Oase dengan air yang jernih dan segar.
Atau, kau berada di tempat yang belum pernah kau datangi sebelumnya,  gelap gulita, tak dapat melihat apapun, terdiam, karena jika melangkah takut salah arah,, tiba-tiba ada yang memberimu lilin dan kompas.

Apa yang kau rasakan??
Begitulah kira-kira pendeskripsianku saat ini..

Hanya saja,, logikaku tak bisa begitu saja menerima.
Ia berteriak-teriak memberontak cemburu!! .
Ia menganggap, aku tak berlaku adil padanya, menjadikannya anak tiri yang tengah aku abaikan keberadaannya..
Sekuat tenaga Ia mempengaruhik,,,.
Menyodori aku dengan deretan kemungkinan yang bakal terjadi jika aku terlalu menuruti hatiku.. Memang,, semuanya hanya mungkin dan Apa yang dikhawatirkannya belum tentu terjadi,,

Tetapi bukankah berpikir sebelum bertindak adalah sebuah kebijaksanaan??
Aku tahu maksudnya,, Ia tak ingin aku Egois. Sehingga dapat melukai hatiku sendiri  ataupun tanpa sengaja melukai hati yang lain,,
Jika masih kau tanya apa saat ini aku bahagia?? maka jawabannyapun ‘Iya’..

Saat ini rasa itu memang tengah mendominasi hatiku.
Tetapi untuk kamu ketahui,, semua ini tidak lantas membuatku lupa bahwa kau ada.
Karena bagaimanapun aku tak akan  bisa menghapus catatan yang lebih dulu aku,kamu,kita tulis..

Akhirnya………
aku masih di sini,, di tempat ini,, menikmati rasa ini,,
seraya tak putus  berharap Sang Pemberi warna Pelangi yang menentukan apa yang terbaik untuk kita..
Dan  kita bisa kembali tersenyum bersama dalam keikhlasan…
 

tentang cinta,,tentang kita,,




….. 
Bukankah George Bernard Shaw mengatakan bila cinta itu kekanak-kanakan, penuh dengan keingin-tahuan. Ibarat gairah hormon yang menggelora, sehingga bisa pula menguap dengan cepat. Tetapi apakah cinta hanya dialami remaja? 

Pepatah turki mengatakan “cinta remaja berasal dari bumi, cinta dewasa datang dari surga”. Jadi, orang dewasa, bahkan yang sudah lansia, bisa juga menikmati cinta yang indah.

Albert Einstein fisikawan penerima Hadiah Novel itu pernah berujar, terlalu naif kalau kita hanya menggunakan teori-teori kimiawi atau fisika untuk menjelaskan peristiwa biologis yang kompleks, sebagaimana halnya cinta pertama. 

Nietzsche, filsuf yang genius itu merasa kesulitan pula menjelaskan mengapa cinta hadir, selalu ada kegilaan dalam cinta, dan selalu ada alasan untuk semua macam kegilaan. Woww…..!!

Bahkan Benjamin Disraeli menganggap cinta itu magis, karena kita tidak tahu bahwa ia tak akan berkesudahan. 

Nicholas Sparks menegaskan tidak ada cinta yang sedemikian hebat seperti cinta yang tulus.

Nah, tentu yang paling romantis, kalau kita merayakan apa itu cinta di pinggir sawah, di kaki gunung, ketika tarian edelweis yang anggun diiringi oleh gerakan awan yang indah. 

Teruntuk masa depanku yang akan datang. Memang engkau bukan cinta pertamaku, tetapi dengan kesungguhan engkau akan menjadi yang terakhir.