tentang hati




Rasa sayang itu bukan penilaian sayangku…
Rasa sayang itu proses!
proses dimana,kita memberikan hati kepada seseorang yg kita sayang.
secara utuh dan sepenuhnya...

NOL,bukan berarti angka yang tidak berarti…
NOL ada sebelum satu…
NOL pun bisa menambah penilaian.

Rasa sayang gak sama kayak NOL,
yang di kali atau di bagi dg angka berapapun hasilnya gak akan berubah!
bukan,bukan itu…
Rasa sayang itu proses…
proses bagaimana cara kita memberi perasaan kepada seseorang
hingga dia pun merasakan.
aku gak peduli mau berapa nilai atau point yang kamu kasi ke aku!

karena itu gak akan merubah sayang aku ke kamu!
 

pada suatu ketika



"sekarang kucukupkan saja kita dengan rasa sayangmu padaku, dan mudah-mudahan cukup juga bagimu rasa sayangku."

mentari pagiku,,
ya, semenjak hari itu, kita mencintai dengan asumsi yang berbeda. aku mencintai kesunyianmu, hatimu. tempat segala pertahananku luruh, jauh sebelum mencapai batas kelu di lidahku. kita sama. perihal rasa. perihal cinta yang tidak pernah bisa di jelaskan kata-kata bertanda baca.

akan tiba pada suatu ketika,,,
semuanya beresonansi di vibrasi yang sama. menciptakan gema seperti sangkakala atau sebuah melodi indah yang sederhana.

akan tiba pada suatu ketika,,,
kita akan terantuk dinding tebal ingatan atau perihal cerita lama yang sering kita perbincangkan. lantas aku akan butuh berhenti sejenak mengobati luka, membersihkan yang tidak perlu kita berdua bawa selamanya. hingga saat itu tiba, akankah kau tetap mengagumiku?

akan tiba pada suatu ketika,,,
kita duduk berhadapan di sebuah meja bundar tanpa tepian dengan sudut tajam. setara.
dihadapanmu-dihadapanku, kita pertaruhkan dua hal yang sama. waktu dan hati, yang mungkin beralas sebuah obsesi kompulsif. pemenang mendapatkan semuanya. atau kita bisa saling mengalah lantas menanggalkan segalanya. 
sebelum berlalu menuju arah yang sama. 

mutiara di lautku,,, 
sekarang kamu bisa berhenti mencemburu. diammu jauh lebih dalam dari lubang hitam yang ditelaah pemikiran Einstein. lebih gelap dari ketenaran yang menghampiri kurt cobain.

bisa bayangkan itu? kelebihanmu, kelemahanku. jangan tempa aku dengan sesuatu yang cuma bisa dihadapi huruf rajah, dupa, atau kitab kuning. aku bukan sufi yang menasbihkan fatwa rindu dengan seucap saja kalimat kalbu.
jangan mengujiku dengan menjanjikan sesuatu. seperti aku tak pernah berjanji perihal apapun padamu.
aku tak menjual janjiku. yang kuperjuangkan peluk sayangmu.
sisi manusiamu.
 

a woman who writes




Be in love with a woman who reads. Date a woman who spends her money on books instead of clothes. She has problems with closet space because she has too many books. Date a woman who has a list of books she wants to read, who has had a library card since she was twelve.

Find a woman who reads. You’ll know that she does because she will always have an unread book in her bag.She’s the one lovingly looking over the shelves in the bookstore, the one who quietly cries out when she finds the book she wants. You see the weird chick sniffing the pages of an old book in a second hand book shop? That’s the reader. They can never resist smelling the pages, especially when they are yellow.

She’s the one that reading while waiting in that coffee shop down the street. If you take a peek at her mug, the non-dairy creamer is floating on top because she’s kind of engrossed already. Lost in a world of the author’s making. Sit down. She might give you a glare, as most womans who read do not like to be interrupted. Ask her if she likes the book. Buy her another cup of coffee.

Let her know what you really think of Coelho. See if she got through the first chapter of Fellowship of the ring. Understand that if she says she understood James Joyce’s Ulysses she’s just saying that to sound intelligent. Ask her if she loves Alice or she would like to be Alice.

It’s easy to date a woman who reads. Give her books for her birthday, for New year eve and for anniversaries. Give her the gift of words, in poetry, in song. Give her Neruda, Tagore, Sexton, Cummings. Let her know that you understand that words are love. Understand that she knows the difference between books and reality but by god, she’s going to try to make her life a little like her favorite book. It will never be your fault if she does.

and if you have to,,

Lie to her. If she understands syntax, she will understand your need to lie. Behind words are other things: motivation, value, nuance, dialogue. It will not be the end of the world.

Fail her. Because a woman who reads knows that failure always leads up to the climax. Because womans who understand that all things will come to end. That you can always write a sequel. That you can begin again and again and still be the hero. That life is meant to have a villain or two.

Why be frightened of everything that you are not? Womans who read understand that people, like characters, develop. Except in the Twilightseries.

If you find a woman who reads, keep her close. When you find her up at 2 AM clutching a book to her chest and weeping, make her a cup of tea and hold her. You may lose her for a couple of hours but she will always come back to you. She’ll talk as if the characters in the book are real, because for a while, they always are.

You will propose on a hot air balloon. Or during a rock concert. Or very casually next time she’s sick. Over Skype.

You will smile so hard you will wonder why your heart hasn’t burst and bled out all over your chest yet. You will write the story of your lives, have kids with strange names and even stranger tastes. She will introduce your children to the Cat in the Hat and Aslan, maybe in the same day. You will walk the winters of your old age together and she will recite Keats under her breath while you shake the snow off your boots.

Date a woman who reads because you deserve it. You deserve a woman who can give you the most colorful life imaginable. If you can only give her monotony, and stale hours and half-baked proposals, then you’re better off alone. If you want the world and the worlds beyond it, propossed a woman who reads.

Or better yet, marry a woman who writes.
 

september ini,,,



Pertengahan September..
Angin sudah begitu bersahabat kali ini
Begitu pun dengan mentari.

Aku menemukan seraut wajah teduh
Memaksaku untuk sejenak menaruh mata
Pada seulas senyum tulusnya.

Entah untuk kali ke berapa
Aku selalu punya waktu untuknya
Hanya sekedar mengamatinya,
Ya…memandanginya.
Lalu sibuk membaca tulisannya
Mengagumi kepandaiannya menuang makna dalam kata-kata yang sahaja
Aku bahkan tak pernah mengenalnya
Tapi dia memiliki pesona
Yang….entahlah
Aku selalu tak mampu mendeskripsikannya.

Seraut wajah di September ini
Kini menjadi pemilik rinduku
Yang ku dekap dalam lembar-lembar puisi
Dan ku meteraikan di kedalaman palung hati.
 

rinduku,,,



Padamu yang kutitip rindu….

Jika kau lelah menunggu,,,maukah engkau bertahan.
meski memaksa,,

kuingin kau seperti matahari,,,yang setia pada pagi.
meski memaksa.,,

kuingin kau seperti bulan,,,indahnya hanya untuk malam,
meski memaksa lagi,,

kuingin kau seperti bintang,,,penunjuk jalan dalam ketersesatan.
meski memaksa kesekian kali,,

padamu yang kutitipkan rindu,,,
ku coba tuk tak memaksa,,,

meski kau tak seperti matahari,,,
aku kan setia menjadi pagi,,,
menunggu hadirmu meski mendung menutupi hari,,,

meski kau tak seperti rembulan,,,
aku kan menjadi gelap,,,
menunggumu meski dalam pekatnya malam

meski kau bukan lah gemintang,,,
aku kan mencarimu,,,
menujumu dalam kenisbian,,,

hingga kau datang…..
menyerahkan rindu yang kutitipkan.
 

jangan titipkan kebahagiaan




Meski pada bapak ataupun biyungmu yang merawatmu dari bayi hingga dewasa. Karena pada nyatanya, tak selamanya kebahagiaan mereka sejalan dengan yang kita punya. Dan jika pada suatu nanti mereka tiada, tiada pulalah kebahagiaan yang kita titipkan.

Janganlah engkau titipkan, pada sahabat dekat yang begitu erat. Yang selalu ada ketika kau luka, pun juga tak alpa ketika kau bahagia. Tetap saja, jangan kau titipkan kepada mereka. Jika suatu saat nanti mereka pergi, pergi pulalah kebahagiaan yang engkau ingini.

Atau jangan sekali-kali engkau titipkan. Pada angka-angka sempurna di lembar ujian. Memang sungguh menawan dan membanggakan. Tetapi bisakah kau bayangkan?jika suatu saat nanti mereka tak lagi sempurna, hilang pulalah kebahagiaan yang kau punya.

Dan jangan kau titipkan kebahagiaan pada pangkat yang tertinggi. Meski mereka berkuasa di berbagai pelosok negri. Tapi senyatanya, di dunia ini tak ada yang abadi. Roda kehidupan tak akan berhenti untuk bergulir, dan jika pangkatmu tak di atas lagi, terjatuh pulalah kebahagiaan yang engkau miliki.

Sekali lagi jangan kau titipkan kebahagiaan pada orang yang kebanyakan. Karena kebahagiaan mereka kadang berbanding terbalik dengan milik kita. Sungguh dinamis, dan tak ada standarnya. Alih-alih terjaga keseimbangannya, yang ada malah sebaliknya kebahagiaan yang kita titipkan jatuh dan hancur berantakan.

Jadi cobalah meski perlahan, simpan sendiri kebahagiaan yang engkau miliki. Meski hanya kau simpan dalam ruang sempit dengan fasilitas seadanya, tetapi setidaknya itu lebih terjaga. Karena kebahagiaan itu akan selalu berada bersamamu, tak akan goncang meski tak sejalan dengan asamu, tak akan pergi meski sahabat tak lagi ada di sisi, tak akan hilang meski angka yang kau punya tak lagi sempurna, tak akan terjatuh meski pangkatmu tak lagi tinggi, dan tak akan hancur meski kebanyakan orang menjatuhkannya. 

Jadi sekali lagi, simpanlah sendiri kebahagiaan yang kau miliki, jangan engkau letakkan sembarangan dan jangan sekali-kali engkau titipkan.
 

aku memilihnya




Aku telah memilih dirinya untuk melangkah bersama bintang dan asa. 
Disaat itu juga hati ini telah membentuk satu butiran harap bahwa duniaku bukan hanya sebebas yang pernah aku pikirkan. 

Aku tidak sebebas merpati diangkasa yang pergi pagi pulang malam. Aku telah terikat dengan sebuah cinta yang telah kubentuk. Tidak mudah membentuk cinta ini ketika semuanya harus kumulai dari sebuah langkah nol menuju ratusan langkah pasti kedepan. Disaat aku mencintainya, bukan berarti ketika itu juga aku sudah mapan dan siap. Tidak! Aku masih harus merangkai berlipat-lipat asa bersamanya. Aku sebenarnya masih ada janji untuknya sampai kami terpisah. Aku hanya ingin membuat dia bahagia. 
Titik, tidak perlu tahu bagaimana aku bisa melakukannya.

Dia memang tidak sempurna seperti kalian semua, tetapi aku tidak berharap banyak ketika dia telah hadir diduniaku. Karena aku juga bukan seorang malaikat yang bisa dan mampu menjadi sempurna dibalik ribuan kesalahanku. Aku tidak ingin dia pergi ketika dia tahu bahwa aku bukan yang terbaik untuknya. Tapi aku hanya bisa mengatakan bahwa inilah aku apa adanya. Karena itu adalah cinta.

Aku tahu tidak mudah memilih seorang malaikat hati. Aku pernah mengatakan kepadanya mungkin, bahwa cintaku bukan cinta mahal. Aku hanya butuh sebuah cinta sederhana yaitu dia mau menerimaku apa adanya. Kalaupun suatu saat nanti harus dicoba sang kuasa. Aku mau dia menghapus air mata ini, aku mau dia selalu didekat dan memberikan satu langkah pasti tentang kehidupan. Aku mau dia selalu memberikan senyum untukku. Aku mau dia selalu mendekatkan tubuhnya untukku. Aku hanya ingin dia tidak menyentuh hati ini dengan sebuah kata-kata penyedih yang memilukan hati ini. Mungkin lebih tepatnya, aku ingin selalu dia hadir dalam kehidupan ketika awan tidak hanya bersinar, tetapi ketika awan muram durja. Ini juga yang aku namakan cinta.

Tuhan, izinkan dia bersamaku membentuk dunia baru yang benar-benar baru untuk kami berdua. Dunia yang penuh dengan cinta, maaf, hormat, menghargai, percaya, jujur, membantu. Dunia yang hanya kami berdua yang tahu. Kalau engkau izinkan dia mala mini bersamaku.
 

iya,,aku bahagia



Jika tak ada opsi lain untuk mengejawantahkan apa yang aku rasakan saat ini,, adalah ‘Iya’ yang ingin aku ucapkan.

Atas semua tanya yang tak pernah kau ungkap.
Karena memang kata itu yang menurutku sesuai untuk menjadi sebuah jawaban.

Ya, aku memang tengah merasakannya.
Bahkan seiring berjalannya waktu, grafiknya perlahan-lahan mulai merambat naik, naik dan naik.
Jika kau tanya apa aku menikmatinya? maka jawabanya-pun ‘iya’.

Bahkan aku sangat menikmatinya. Bayangkan jika kau berjalan di Gurun pasir yang sangat panas dan kering,, tiba-tiba kau bertemu dengan Oase dengan air yang jernih dan segar.
Atau, kau berada di tempat yang belum pernah kau datangi sebelumnya,  gelap gulita, tak dapat melihat apapun, terdiam, karena jika melangkah takut salah arah,, tiba-tiba ada yang memberimu lilin dan kompas.

Apa yang kau rasakan??
Begitulah kira-kira pendeskripsianku saat ini..

Hanya saja,, logikaku tak bisa begitu saja menerima.
Ia berteriak-teriak memberontak cemburu!! .
Ia menganggap, aku tak berlaku adil padanya, menjadikannya anak tiri yang tengah aku abaikan keberadaannya..
Sekuat tenaga Ia mempengaruhik,,,.
Menyodori aku dengan deretan kemungkinan yang bakal terjadi jika aku terlalu menuruti hatiku.. Memang,, semuanya hanya mungkin dan Apa yang dikhawatirkannya belum tentu terjadi,,

Tetapi bukankah berpikir sebelum bertindak adalah sebuah kebijaksanaan??
Aku tahu maksudnya,, Ia tak ingin aku Egois. Sehingga dapat melukai hatiku sendiri  ataupun tanpa sengaja melukai hati yang lain,,
Jika masih kau tanya apa saat ini aku bahagia?? maka jawabannyapun ‘Iya’..

Saat ini rasa itu memang tengah mendominasi hatiku.
Tetapi untuk kamu ketahui,, semua ini tidak lantas membuatku lupa bahwa kau ada.
Karena bagaimanapun aku tak akan  bisa menghapus catatan yang lebih dulu aku,kamu,kita tulis..

Akhirnya………
aku masih di sini,, di tempat ini,, menikmati rasa ini,,
seraya tak putus  berharap Sang Pemberi warna Pelangi yang menentukan apa yang terbaik untuk kita..
Dan  kita bisa kembali tersenyum bersama dalam keikhlasan…
 

tentang cinta,,tentang kita,,




….. 
Bukankah George Bernard Shaw mengatakan bila cinta itu kekanak-kanakan, penuh dengan keingin-tahuan. Ibarat gairah hormon yang menggelora, sehingga bisa pula menguap dengan cepat. Tetapi apakah cinta hanya dialami remaja? 

Pepatah turki mengatakan “cinta remaja berasal dari bumi, cinta dewasa datang dari surga”. Jadi, orang dewasa, bahkan yang sudah lansia, bisa juga menikmati cinta yang indah.

Albert Einstein fisikawan penerima Hadiah Novel itu pernah berujar, terlalu naif kalau kita hanya menggunakan teori-teori kimiawi atau fisika untuk menjelaskan peristiwa biologis yang kompleks, sebagaimana halnya cinta pertama. 

Nietzsche, filsuf yang genius itu merasa kesulitan pula menjelaskan mengapa cinta hadir, selalu ada kegilaan dalam cinta, dan selalu ada alasan untuk semua macam kegilaan. Woww…..!!

Bahkan Benjamin Disraeli menganggap cinta itu magis, karena kita tidak tahu bahwa ia tak akan berkesudahan. 

Nicholas Sparks menegaskan tidak ada cinta yang sedemikian hebat seperti cinta yang tulus.

Nah, tentu yang paling romantis, kalau kita merayakan apa itu cinta di pinggir sawah, di kaki gunung, ketika tarian edelweis yang anggun diiringi oleh gerakan awan yang indah. 

Teruntuk masa depanku yang akan datang. Memang engkau bukan cinta pertamaku, tetapi dengan kesungguhan engkau akan menjadi yang terakhir.
 

Ungkapkan saja




Mungkin banyak jiwa bertanya-tanya dalam dirinya "Kenapa saya tidak bisa menyampaikan ini/itu pada orang lain?" atau sekedar bergumam dalam diri "sebenarnya ini/itu yang saya maksud !!
Apakah jiwamu pernah begitu? Kenapa begitu ?

Meyakini sebuah kebenaran
Setiap aku ditanya olehnya "baiknya bagaimana ini? pilih 'A' atau pilih 'B' ?" aku selalu terdiam, dan kalaupun aku menjawab aku butuh waktu lebih lama dan lebih siap untuk menjawabnya. Walaupun jujur, dikepalaku tersirat sejuta pilihan jawaban, namun aku tak yakin ini benar, atau yang itu yang benar.

Aku terlalu takut salah..namun rupanya bungkam dan rasa takut itulah yang membuat aku kian salah dalam sebuah pengambilan keputusan. sungguh !

Ungkapkan saja! jangan pernah takut salah! itu rupanya hal yang terbaik dalam perjalanan. Dengan mengungkapkan, jiwaku mengambil tanggung jawab jika terjadi kesalahan. Jiwaku dituntut harus belajar lebih dan lebih agar kemungkinan kesalahan itu kian menipis, dan moga-moga habis...

Jangan lari adalah pilihan terbenar, walau mungkin akan menghasilkan suatu pilihan yang salah. tapi lagi-lagi, kesalahan hari ini adalah proses menjadi benar, namun itu akan lebih cepat matang bilamana kita berani mengambil tanggung jawab itu rupanya. tanggung jawab untuk meyakini sebuah kebenaran.

Mau atau tidak mau?
Ketika harus mengungkapkan suatu yang riskan, aku selalu kuatir, karena apa, ya karena aku tak menguasai hal itu. Aku terlalu awam akan hal itu. Namun sedikit menyambung simpul sebelumnya Ini soal kemauan bukan soal pengetahuan.
Pertama, ini soal kemauan untuk jujur mengakui keadaan. Bahwa kemampuanku hanya sampai disini. tidak kurang, tidak lebih.
Kedua, dengan menungkapkan ini berarti mengikrar diri untuk MAU lebih baik lagi.paling tidak dalam memilih hal yang sama dari hari ini.

Takut kehilangan ? kamu yakin?
Alasan orang paling klasik dalam tidak berani mengungkapkan adalah takut disalahkan/kehilangan.
Seorang anak akan mengumpatkan vas bunga yang pecah karena takut dimarahi ibunya. Seorang kekasih menyimpan ungkapan cinta pada sahabatnya supaya bisa terus bersamanya.
Aku sadar memang kehilangan dan dipersalahkan adalah hal paling menyesakan dalam dunia ini mungkin. Namun aku sadar satu hal..mungkin bgini ilustrasinya....

  • Anak kecil pemecah vas tadi tidak akan lebih hati-hati bila dia tidak dimarahi. Namun anak kecil itu akan jauh lebih berhati-hati dan sigap ketika secara sadar dia datang pada ibunya..jujur, baik dimarahi atau tidak memarahi' dirinya sendiri atas kesalahannya, ketimbang dia belajar menyembunyikan segala hal yang seharusnya mungkin tidak seburuk yang dia kira.
  • Sang kekasih yang mencintai sahabatnya, mungkin akan merana sepanjang hidupnya, apalagi melihat sang sahabat dimiliki orang lain, hanya karena ketakutan kehilangan, padahal dia juga akan kehilangan bila tak berucap. Bila saja dia berucap dan ungkapkan, pilihannya cuma dua juga bukan? sial..sial...dia ditolak dan benar-benar kehilangan (seperti halnya tidak berucap-walauwaktunya mungkin lebih cepat), atau justru dia peroleh apa yang sesuai dengan harapannya. jadi perbedaan mengungkapkan hanya masalah waktu bila hasilnya buruk, namun masalah keberanian bila hasilnya baik bukan?
Pilih mana ? Ungkapkan ? atau diam seribu bahasa ?

"sebab aku tidak akan tahu apa yang aku tidak tahu. Bila aku nantinya tahu pilihanku hanya dua bereaksi positif...atau bereaksi negatif untuk suatu hikmah yang positif..." - Christopher Reginald
 

edelweis



wanitaku,,
ketika ku tiba di puncak gunung yang tinggi dan melihat hamparan bunga edelweis yang anggun,sangat cantik.
aku ingin engkau seperti itu,,

bukan seperti ilalang, yang berdiri tegak diacuhkan orang-orang, bahkan terinjak.
bukan juga seperti mawar, yang walaupun indah, tetapi menyembunyikan duri yang dapat melukai.

aku hanya ingin engkau seperti edelweis,,
berada ditempat yang tinggi, dan hanya dapat disentuh oleh orang yang memang pantas, setelah berpayah-payah melewati rintangan.

edelwies bunga terjaga,,
dan aku ingin engkau selalu menjaga dirimu.
edelweis bunga abadi,,
dan akupun berharap engkau abadi dihatiku.
 

tentang jodoh




Masih ragu akankah dia yang sedang bersamamu adalah jodohmu? 
Atau kecewa dia yang telah pergi ternyata bukan jodohmu? 


Jodoh itu apa sih?
Kalau menurut definisi, jodoh adalah: orang yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup; imbangan; sesuatu yg cocok sehingga menjadi sepasang; pasangan: cocok; tepat.
Kalau saya boleh menjelaskannya menggunakan definisi pribadi, jodoh adalah seseorang yang klop banget dengan kita. Memahami, satu pikiran, sepemahaman, saling melengkapi, sehingga saat akhirnya kita dipertemukan, jadi heran sendiri. Serasa de ja vu, seperti sahabat lama yang bertemu lagi.
Karena meskipun baru pertama bertemu, atau setelah sekian lama baru merasakan perasaan itu, jodohmu sudah dapat memahami apa maumu, dan nyambung kalau diajak ngomong. Istilahnya, chemistrynya dapat.

Apakah jodoh ada di tangan Tuhan?
Ya. Jadi banyak-banyak doa saja agar dipertemukan dengannya. Tapi jangan ngotot lo ya, sehingga saat belum dipertemukan, kamu jadi stress sendiri. Let it flow saja, rencana Tuhan tetap jadi misteri, hingga saat kau mati.

Haruskah jodoh saling memiliki?
Dulu, kalau ada yang bilang  ‘cinta tak harus memiliki’, biasanya saya akan sinis menanggapi ‘ini yang ngomong pasti habis ditolak cintanya’.
Lama-lama, saya merasa perkataan ini ada benarnya. Coba lihat lagi definisi di atas. Ada yang bisa menikah dengan jodohnya, ada yang bisa pacaran dengan jodohnya, ada yang tahu jodohnya sudah jadi pasangan orang, ada yang tahu rasanya si X ini jodohnya tapi tidak mungkin jadi pasangan, ada yang malah belum tahu jodohnya ada dimana di belahan dunia ini. Pokoknya somewhere outhere beneath the rainbow deh di bawah langit yang sama.
Kita tidak tahu jodoh kita yang mana, sedang apa dan sama siapa (macam lagunya kangen band aja..). Tidak perlu berpikir untuk merebut milik orang lain yang kita yakini sebagai jodoh kita, atau bermain di belakang menipu pasangan resminya.
Ah, kenapa menodai rencana Tuhan yang begitu suci dengan pikiran dangkal manusia.

Jadi, haruskah saya menunggu jodoh, barulah saya mempunyai pasangan hidup?
Kalau mau menunggu, silakan.  Tapi yakin nih, jodohmu bukan orang yang sedang dekat denganmu? Ngga tahu juga kan. Jadi, amati dan rasakan orang-orang di sekelilingmu. Mungkin ada yang agak nyambung, mungkin ada yang rela berhujan-hujan untuk menemuimu, mungkin ada yang rindu setengah mati padamu.

Menjadikannya pasangan hidupmu, mungkin itu keputusan terbaik yang pernah kamu buat.
Sembari menanti datangnya jodoh,  sibuklah meningkatkan kualitas diri. Kata orang menunggu itu menyebalkan, demikian juga dengan menunggu jodoh. Lebih baik isi hidupmu dengan kegiatan-kegiatan yang berguna, diskusi yang membuka wawasan, dan mencari jati diri. Kelak, jika sudah waktunya dan kau bisa bertemu jodohmu, dia akan melihatmu sebagai seseorang yang patut diperjuangkan.

Akhirnya,Jika memang dia bukan jodohmu, tunggu saja rencana indah Tuhan.Jika tidak bisa di dunia, di akhirat nanti kau akan bersama.

*hanya ingin tahu, ketika diri sudah memantaskan untuk yang pantas, dan saat senja menjelang, kumenoleh ke samping, akankah kau yang berdiri anggun ada di sana?*
 

jika pria menangis….




Pria adalah sosok yang kuat. Sejak kecil pria selalu dibiasakan untuk tegar dan tidak mudah untuk menangis dalam situasi apapun.

Namun salahkan jika seorang pria menangis dalam hidupnya?

Jika dibandingkan dengan wanita, pria jelas memiliki perbedaan baik dari sisi fisik & psikis. Wanita cenderung menggunakan perasaan sedangkan pria menggunakan akal logika. Sehingga untuk menjawab pertanyaan di atas, maka kita sepakat tentunya ada yang salah pada pria tersebut jika ia sampai menangis.

Masalah pekerjaan tidak akan menyebabkan pria menangis, pun masalah keuangan. Lalu, apakah yang membuat seorang pria menjadi menangis? Akal itulah jawabannya. 
Justru karena pria menggunakan akalnya lah yang menyebabkan ia menangis. Ia menangis karena telah lelah dalam berpikir, sel-sel dalam otaknya tidak mampu lagi untuk digunakan berpikir dalam menyelesaikan masalah. Saat ia menangis, jauh dalam pikirannya yang ada hanyalah air mata sebagai solusi.

Dalam kondisi tersebut, justru wanita dapat bersikap tegar. Kondisi ini berbeda dengan keseharian wanita yang mudah tersentuh meski hanya menonton sinetron picisan. 

Hal ini menunjukkan bahwa dalam kekuatan pria sebenarnya wanitalah yang jauh lebih kuat. Terbukti, saat pria bersedih bahkan sampai menangis hanya wanita lah pelipurnya.

Tentunya anda yang merasa sebagai pria yang tidak pernah menangis tidak setuju dengan tulisan saya ini. Tapi, cobalah untuk merunut ulang terhadap perjalanan hidup anda, siapakan yang selalu anda butuhkan saat akal anda tak mampu lagi diajak berkompromi & berpikir.

Jangan pernah malu bagi anda yang perah menangis, karena keluarnya air mata dapat mengurangi resiko anda terkena serangan jantung & stroke. Air mata dapat melepaskan segala beban yang selama ini ada di pundak. Tapi, tentu saja jangan keterusan menangis karena pasti orang akan bingung anda pria atau wanita.

saat pria menangis..
bukan kelemahan yang akan ditampilkan..
tapi yang diperlihatkan adalah kelembutan..
pria juga manusia…, sama seperti wanita.

AIR MATA TAK AKAN MEMBUAT PRIA TAMPAK LEMAH, TAK AKAN MEMBUAT LELAKI TAMPAK CENGENG.

Keluarkanlah air mata anda hanya pada saat yang tepat!

image source 
 

untukmu yang merasa sendiri



Untukmu yang merasa sendiri karena ditinggalkan, ini untukmu ya,,

Sadarilah bahwa untuk beberapa saat engkau akan berlaku agak aneh, yaitu merasa bahwa engkau hanya sendiri di dalam hidup ini, dan bahwa dunia ini kosong dari apa pun yang bisa menggembirakanmu.
Cobalah ingat, betapa cerianya engkau dulu sebelum dia datang dan membuatmu jatuh cinta kepadanya?
Bukankah engkau dulu mampu untuk hidup mandiri dan bebas untuk bergembira di mana pun dan dengan siapa pun?
Apakah dia demikian hebatnya, sampai-sampai engkau berlaku menistakan nikmat Tuhan yang amat sangat luas ini?
… nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kau dustakan?

Jangan sampai engkau tidak mendapatkan yang tidak baik bagimu sekarang, dan membatalkan kepantasanmu untuk mendapatkan belahan jiwa yang sesuai bagimu jika engkau berbaik sikap?
Apakah sesungguhnya engkau sedang menistakan rencana Tuhan bagi jiwa yang lebih baik, karena engkau tak kunjung membijak kehilangan yang tidak baik?
… nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kau dustakan?

Sudahlah,,
Lupakanlah dia,,
Dulu engkau berbahagia tidak mengenalnya, dan engkau bisa tetap berbahagia setelah pernah mengenalnya.
Perlakukanlah dia sebagai yang pernah kau cintai, seperti keikhlasanmu menerima semua kehilanganmu selama ini.
Pantaskanlah dirimu bagi belahan jiwa yang lebih baik.

Sesungguhnya,,,
Keindahan yang kau dapat, sesuai dengan keindahan yang kau upayakan.

*a note for my friend
 

aku ingin engkau,,




Aku tak ingin engkau menjadi lilin..
Meski cahaya kecilnya indah
Tapi ia hanya ada ketika gelap gulita datang bersinggah

Tapi Aku ingin engkau menjadi mentari pagiku,,
Yang cahayanya selalu dinanti setiap pagi
Dan kehadirannya selalu disambut senyum oleh seluruh penghuni bumi

Aku tak ingin engkau menjadi lilin..
Ia memang datang untuk menerangi
Tapi ketika ia pergi tak ada yang menangisi

Tapi Aku ingin engkau menjadi mentari pagi,,
Ia tercipta untuk menerangi seluruh titik bumi
Tapi ketika ia pergi …
Semua menunggu ia datang kembali esok hari
Karena  jika ia tak kembali
Maka itu pertanda bahwa lautan harapan kehidupan
Sudah tak akan mungkin diraih lagi…

Aku tak mau engkau seperti lilin..
Ketika ia bercahaya
Ia hanya memberi sementara

Tapi aku ingin engkau seperti mentari
Yang cahayanya tak habis untuk memberi
Meski dinikmati seluruh makhluk di muka bumi…

Aku tak ingin engkau seperti lilin,,
Yang terkadang egois ketika menerangi dirinya sendiri
Hingga cahayanya padam dan meleleh tanpa sebuah arti

Tapi aku ingin engkau seperti mentari
Yang selalu mau berbagi
Meski  ia nanti juga pergi dan tak kembali untuk menerangi
Semua akan mengingatnya sebagai ciptaan terindah sang Illahi.
 

katakan padaku,,




Katakan kepada hidupku,,tentang cinta yang menyatukan langit dan bumi. Saat jiwa kau pagari dengan kesucian. Maka tak kan ada ruang bagi budak-budak cinta akan memasukinya. Maka hidupku adalah jiwa yang mabuk dan terpesona dengan pijar di matamu. Padahal sinar matamu teruntuk jalan bila gelap, dan untuk cahaya di antara hati dan mimpi. Akulah yang melihatmu dalam pijar langit dan bumi. Yang mengajariku bahwa cinta adalah kenyataan yang memenuhi keduanya.

Dan jika mimpi telah beranjak, siapakah yang menemukan kemuliaanya kembali di tanah ini ? Mimpilah yang mengajarkan hidup tentang kehalusan, dan jiwa yang penuh kasih. Katakanlah kepadaku, duhai,,yang memijarkan kalbuku adalah jiwamu. Lalu mengapakah aku seperti budak-budak kesunyian kerena rasa cinta kepadamu.

Adakah hidup yang mencintai adalah kebencian di langit, karena telah ku pijak sang bumi dengan rindu-rindu hatiku kepadamu. Katakanlah, wahai,,tentang cinta yang menyatukan langit dan bumi. Di saat langit mengenggam jiwamu, aku juga memburu nafasmu. Biarkan aku berpacu dengan jalan, waktu, dan takdir. Dan janganlah bulan menjauhiku jika malam aku melukismu. Bumilah tempat kasih jiwa tumbuh, dan langit adalah pucuk-pucuknya.

Kasih dengarlah jika langit telah menghujamiku cerca, ia berkata, “ pergilah kepada kesunyian dan hati yang tersiksa, di jalan-jalan bumi cinta menyengsarakan hati, dan menjauhkan segala mimpi.

Cintakah yang melibatkan hidup di dalam penantian, pada hari-hari yang tidak pernah pasti. Tentang keburamannya yang menebar tak terarah. Menghapus cahaya dan jiwapun sirna. Atau cintakah yang melarikan mimpi-mimpi ke dalam belenggu sunyi, yang memenjarakan kalbu. Maka katakanlah kepada hidupku, bahwa cinta mengajarkan jiwa tanah-tanah bumi yang indah yang bila sedang bernyanyi di bawah langit yang menaungi dengan keberkahannya.

Sebutlah,  kasih ..  tentang cinta yang membangkitkan kasih di negeri-negeri tandus, lalu negeri itu di penuhi anugerah karena cinta membuatnya subur dalam jiwanya. Karena kasih sayang adalah ladang yang paling indah. Atau ucapkanlah pada bebatuan yang mengkristal di kematianku jiwaku ini, bahwa kedatanganmu adalah api yang mencairkan kesunyian dan membelah kebekuan menjadi butir-butir kesadaranku akan hidupku.

Maka simaklah apa yang diucapkannya saat ku pandang langit dari atas negeri ini, “ tembuslah sejauh cakrawala untuk bisa meraih sang cinta, atau jika engkau telah mengarungi semua kematian. “

Yah, cinta adalah kematian sekaligus kehidupan.

Kematiannya seperti para pemabuk yang tidak sadarkan diri, berjalan dalam sunyi malam, mengigau di lorong-lorong kota, menjeritkan ketidaktahuan dan kegelisahan. Cinta yang membunuh kesadaran, merampas jiwa menjadi budak-budak cintanya, membelenggunya. Menjadikan jiwa-jiwa putus asa, membenci kehidupan, mendendam kepada senyuman yang tersungging di bibir pagi.

Cinta adalah kuburan bagi kenangan, yang diziarahi tangis dan mimpi, yang selalu ditaburi doa-doa sunyi, di saat jiwa meratapi dunia yang merebut janji sang kekasih. Cinta adalah saat-saat buta, karena tidak dapat melihat selain wajah keinginan, dan menatap kerinduan bagai alam yang teramat jauh, yang tidak akan terjangkau selamanya meski hidup telah melakukan segalanya.

Sedang hidupnya cinta seperti jiwa yang berfijar, laksana suluh yang membangunkan tidur yang beku karena waktu senantiasa melelapkan lembah-lembah, dialah fijar yang membidik titik kebangkitan bagi kehidupan yang telah diselubungi aroma kematian di kalbunya.

Cinta seperti pijar yang keluar dari keluhuran semesta, menjadikan cahaya wajah begitu indah pada senyum bahagianya, lidahnya yang melantunkan puji-puji, tangannya yang melukis kenyataan, jiwanya yang menulis kebenaran, dan hidupnya mengusir kematian segala makna.

Cinta adalah pijar di kegelapan dan kehampaan, saat para jiwa terduduk lesu terperangkap. Yang menembus ke dalam naluri dan menerangi sisi yang sunyi, mengajarinya melihat hidupnya langit, dan menghangatkannya dengan menghidupkan kasih.

Maka dimanakah kehidupan cinta, yang bisa melindungiku dari kesedihan. Atau bisa menghindarkaku dari sunyi yang membunuh. Ucapkanlah, hai kekasih ..  Dari lidah jiwamu, tentang cinta yang menyatukan langit dan bumi. Agar ada jalan bagi bayanganku yang menjejaki bumi dapat melayang tinggi di sekitar langit, bersama bayangmu yang menghiasi mimpi-mimpi.
 

untukmu,,



Merayu...
Tak ingin begitu
Meskipun kamu berpikir seperti itu
Hanya ingin dekat denganmu
Mengurai tawa mengukir senyum malu
Mengukir bahagia dalam hatimu

Menggoda,,
Ingatlah bukan aku, pastinya
Bedakan aku dengan pria penggoda
Aku hanya sebagaimana adanya
Tak bisa menutupi fakta
Benar adanya tentang rasa

Gombal,,
Sedikit bisa tapi jarang gagal
Untukmu tentu berhasil, kesal
Jujur adanya bukan gombal
Pikirmu tidak, berbeda total

Melihatmu,,
Sangat ingin bertemu
Walau dirimu mungkin tidak
Lihatlah aku selalu berangan tentangmu
Bukan merayu, menggoda, apalagi gombal gilak

Ketahuilah ini
Tak bercanda, aku ingini kamu disini
Disini…disisi…tanpa jarak berarti,,

image source
 

can you forget HIM


Forget his name, forget his face
Forget his kiss and his warm embrace
Forget the love that once came true
Remember now there's someone new,

Forget the love that you once shared
Forget the face that had once cared
Forget the time you spent together
Remember now he's gone forever,

Forget you cried the whole night through
Forget him when they play your song
Forget how close you two once were
Remember now he's chosen her,

Forget you memorized his walk
Forget the way he used to talk
Forget the times he was mad
Remember he's happy instead of sad,

Forget his teasing, gentle ways
Forget you saw him everyday
Forget he made your dreams come true
Remember now she loves him too,

Forget the thrill when he walked by
Forget him when he made you cry
Forget the way he spoke your name
Remember now he's not the same,

Forget the way he said he loved you
Forget the way he kissed and hugged you
Forget all those nights when he held you tight
Remember now he holds her tonight,

Forget all those sunny days
Forget all those poems he made
Forget those times through good and bad
Remember he said he'd never make you sad,

Forget the games he played with you
Forget the times he stayed with you
Forget those cold, cold nights
Remember now he keeps her warm tonight,

Forget the way he looked at you
Forget you kissed the whole night through
Forget all you dreams came true
REMEMBER, that he doesn't love you.
 

sebuah perenungan...



Manusia dapat bahagia bila ia bisa membuka mata.
Untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti.
Manusia bisa berbahagia bila ia mau membuka mata hati.
Untuk menyadari, betapa ia dicinta.
Manusia bisa berbahagia, bila ia mau membuka diri.
Agar orang lain dapat mencintainya dengan tulus.

Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha untuk meraih apa yang tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri yang telah diberikan.
Manusia buta karena egois dan hanya memikirkan diri, tidak sadar bahwa saat ini ia begitu dicintai, apa yang ada adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau untuk sadar karena begitu serakah.

Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak diindahkan, karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri.
Memilih teman dan mencari-cari, padahal di depan mata ada seorang teman sejati.
Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah, ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayangi, selalu ingin menjadi pusat perhatian, selalu ingin dinomor satukan, padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan nomor satu dalam satu hal, belum tentu hebat dalam hal lain, dicintai oleh satu orang belum tentu dicintai oleh orang yang lainnya.

kebahagian bersumber dari dalam diri kita sendiri. jikalau berharap dari orang lain, maka bersiaplah untuk ditinggalkan, bersiaplah untuk dikhianati.

Kita akan dapat berbahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai orang lain, dan mau menerima orang lain. apa adanya.
Percayalah kepada Tuhan, dan bersyukurlah kepada-Nya, bahwa kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu bberkeras hati.
Ia akan memberi kita disaat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, masih ada esok hari.
Berusaha dan berbahagialah, karena kita masih dicintai begitu banyak orang. dan yang terpenting kita masih dicintai-Nya.

(kayanya keracunan kafein gw pas lagi nulis ini,,thanks for inspired me to wrote this)

 

lollipop


Lollipop,,,
Apa yang terpikir ketika mendengar kata itu??

Bentuknya ??
Rasanya ??
Lucu, manis, dan menarik perhatian…

Mungkin itu yang terpikirkan ketika mendengar kata itu…

ternyata,, bukan sekedar itu yang terpikirkan oleh ku,,
"lollipop" mempunyai arti yang lebih dalam hidupku.

karena sebuah "lollipop" aku bisa bertemu dengan nya,
Dengan seorang wanita yang begitu lucu, senyumnya yang manis, obrolannya yang cerdas, dan dia sungguh menarik perhatianku seperti "lollipop".

 

tentang apa itu cantik



Ini tentang suatu hari, saat kau tiba tiba bertanya padaku tentang apa itu cantik. Lalu aku menjawab seadanya saja, bahwa cantik adalah nama lain dari dirimu. Engkau menggulung bibir, lalu kembali melemparkan tanya yang sama. Ah, rupanya kau benar benar ingin bertanya.

Aku diam beberapa saat, tidak buru buru menjawab. Setelah kuseruput kopi yang kupesan, barulah aku membuka kata.

Jika jawaban yang ingin kau dengar hanyalah tentang yang indah indah saja, maka kau tidak perlu menanyakan apa itu cantik. Kau hanya butuh menonton acara populer di media visual, menikmati iklan-iklan yang ada, atau hanya sekedar menatap lekat-lekat sampul sebuah majalah wanita. Maka dengan mudah kau akan mengerti definisi cantik dari sisi yang populer. Begitulah cara media menampilkan sisi cantik kaum hawa.

Terkadang media melupakan satu hal, bahwa cantik adalah bahasa konsep. Sebagaimana sifat bahasa konsep pada umumnya, keidealannya berbeda antara belahan bumi yang satu dengan belahan bumi yang lain. Wajar jika akhirnya ada salah kaprah. Lihat saja, cream pemutih ditawarkan pada perempuan perempuan di negeri tropis yang nyata nyata sudah memiliki warna kulit tercantik di dunia.

Ya benar, definisi cantik itu berbeda pada setiap tempat dan pada setiap masa.

Lalu kau kembali bertanya, “Adakah arti cantik yang tak mengenal batas, tak mengenal masa dan tak mengenal warna?”

Pertanyaan yang cantik, dan aku hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil. Bisa ditebak, sesaat setelah aku mengangguk, kau memaksaku untuk menjelaskannya. Aku mengangkat kedua ujung bibirku, meraih kembali cangkir kopi, menyeruputnya, kemudian memandangmu. Sebelum aku sempat mengucapkan sesuatu, kau buru buru memenggalnya dengan sebuah kalimat.

“Jangan bilang cantik itu dari hati, karena semua orang juga mengerti”

“Tapi itu benar”, jawabku.

Kau menggeleng untuk kemudian berkata, “Aku ingin jawaban yang lain”

Baiklah,,cantik adalah satu kata sejuta makna, dan hati adalah kata yang tepat untuk merangkumnya. Sekarang kau ingin jawaban yang berbeda.

“Baiklah, aku akan menjawabnya”, kataku. Kau terlihat senang.

Dan aku pun mulai berkata kata. Kukatakan bahwa cantik adalah saat kau bisa mencintai qodratmu.

Kedua matamu menerawang, seperti tak sedang mendengar ucapanku. Lalu kau menatap wajahku lekat-lekat, kemudian tersenyum. Cantik sekali.

“Ya aku perempuan, dan aku mencintai qodratku.”

Kini giliran aku yang menatapmu. Memandang bibir mungil yang merekah itu. Bukan, aku bukan sedang mengagumi bibirmu. Lebih dari itu, aku terkagum oleh kata kata yang keluar dari bibir cantikmu.


Sesuatu akan semakin terlihat cantik manakala dia mampu menampilkan kesederhanaannya. Dan mencintai qodrat adalah tindakan yang begitu sederhana
 

Ya Pemilik hati



Ya Pemilik hati, semesta dan segala,….

Entah apa yg terasa di dalam sini, aku terlampau rumit memberi label ‘rasa’ku…. 
Mungkin sesuatu yg bernama marah,sedih,kecewa,…atau entahlah apa yg begitu menekan hingga mampu mengalirkan aliran bening disudut mataku,pelan…diam-diam.

Ya Penyejuk hati yg lelah,….. 
Mungkin aku tak cukup mengenal diriku,mungkin aku tak tahu apa warna hatiku. 
Ajarkan aku mengenal diriku hingga aku mampu mengenal MU…dan sepenuh ikhlas menjalani setiap episode hidupku.
 

Pernah tidak berfikir seperti ini,,,??


Semakin panjang usia kita, semakin panjang pula catatan pengalaman hidup kita. Pepatah mengatakan “Banyak makan asam garam”. Bagi mereka yang mau memetik pelajaran dan pengalamannya, maka pengalaman jadi kekayaan yang unik baginya. Usia membawanya pada kebajikan. Sedangkan bagi mereka yang acuh, pengalaman tak Iebih dan goresan di atas pasir pantai. Usia tak menjamin apa-apa selain ketuaan baginya. Mari kita renungkan beberapa realitas yang terjadi dan melingkari kehidupan kita!

Pernah tidak berfikir seperti ini,,, ;
  • Hari ini kita mendapatkan lebih banyak kenyamanan, tetapi kekurangan waktu! 
  • Kita memiliki derajat lebih tinggi, tapi sering kurang akal!  
  • Lebih berpengetahuan, tetapi kurang pertimbangan!  
  • Kita memiliki lebih banyak ahli, tetapi lebih banyak masalah timbul!  
  • Lebih banyak obat, tapi kurang kebugaran!
Kita menghabiskan waktu dengan sembrono, kurang senyum, mengemudi terlalu ngebut, terlalu cepat marah, bangun sering terlambat, terlalu cepat lelah,  sedikit membaca, menonton TV terlalu sering, dan sangat jarang berDOA!
  • Kita memiliki banyak barang/benda, tetapi kurang bernilai! 
  • Terlalu banyak berbicara, kurang cinta dan terlalu sering berbohong!  
  • Kita belajar bagaimana membuat sesuatu menjadi hidup, tetapi justru mengerdilkan arti kehidupan itu sendiri!  
  • Kita memiliki bangunan2 tinggi, tapi lebih mudah emosi!  
  • Jalan raya yang lebih luas, tapi sempit sudut pandang!  
  • Kita menghamburkan uang lebih banyak, tapi memiliki lebih sedikit!  
  • Kita membeli lebih banyak, tetapi menikmati lebih sedikit!  
  • Kita sudah mampu jalan2 ke bulan & kembali, tetapi memiliki masalah hanya untuk bertemu orang yang kita cintai !
  •  Kita telah menaklukkan luar angkasa, tetapi tidak dengan ruang batin!  
  • Kita telah mampu membagi atom, tapi tidak mampu membagi waktu dengan yang terkasih.   
  • Kita menulis lebih banyak, tapi kurang belajar!  
  • Lebih banyak perencanaan, tetapi kurang pencapaian!  
  • Kita mampu belajar dengan cepat, tetapi tidak untuk kata “menunggu” dan antri!  
  • Kita memiliki pendapatan yang lebih tinggi, tapi dengan moral lebih rendah.  
  • Kita menciptakan lebih banyak komputer untuk menampung informasi lebih besar, menghasilkan lebih banyak data, tapi kurang komunikasi !  
  • Kuantitas berlebih, tapi kurang berkualitas!  
  • Sekarang eranya makanan cepat saji, tetapi kita lebih lambat “mencerna!  
  • Lebih banyak jenis makanan, tetapi banyak yang kurang gizi!  
  • Orang bertambah tinggi tapi dengan karakter rendah ! 
  • Mendapatkan keuntungan yang besar tetapi memiliki  hubungan yang dangkal!  
  • Lebih banyak waktu luang tapi kurang menyenangkan!  
  • Mempunyai dua penghasilan, tapi perceraian lebih banyak!  
  • Banyak bangunan rumah yang indah, tapi bobrok isinya !

Mengapa hal ini terjadi? 
 
Meski kita sama-sama dinaungi oleh langit yang sama; meski kita sama sama diterangi oleh cahaya matahari yang sama: meski kita sama-sama digelapi oleh malam yang sama, namun kita tak pernah sama dalam menyikapi semua itu. Kita melihat cakrawala dari ketinggian yang berbeda. Kita melangkah di jalan setapak dengan bobot yang berbeda.

Kita mengisi ruang dan waktu ini dengan besar tubuh yang berbeda pula. Maka. meski kita lahir di bumi yang satu. namun kita hidup di dunia yang berbeda-beda. Kita mempunyai sudut pandang yang tak sama bagi setiap orang. Keunikan itu takkan banyak berarti bila tak menjadi kekayaan bagi kita. Dan, kekayaan itu tak banyak bermakna bila tak membuat diri kita semakin bijak bestari.

Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmauan kita menerima hidup ini apa adanya. Kita tak mampu berkompromi pada kenyataan. Kita tak sudi melepaskan kacamata paradigma dan melihat realitas secara sederhana. Kita lebih suka bermain-main dengan persepsi. Kita Iebih senang berlindung membenarkan pikiran diri sendiri. Padahal itu adalah bentuk lain dan belenggu sehari-hari.

Mari sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran. Menggali ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang. Menekuri setiap tarikan nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini. Meneguhkan kembali ikrar kita pada semesta yang agung; ikrar untuk mencurahkan yang terbaik bagi hidup ini.
 
Bukankah demikian?