apa yang engkau pilih ??




Entah bagaimana cara kerja hati ini, ia bisa berbolak-balik dengan sendirinya, dengan alamiahnya, dengan tanpa diperintah.

Dapatkah engkau mencari logika bagaimana sebuah rasa cinta kepada seseorang bisa tiba-tiba muncul dalam hatimu? Ataupun pernahkah pula engkau sadari bagaimana rasa cinta kepada seseorang itu bisa pergi begitu saja dengan sendirinya?

Sungguh indah jika rasa cinta yang muncul itu jatuh kepada orang yang tepat dan sesuai dengan idaman kita. Hal itu bisa membuat kita merasa bahwa perjalanan menemukan pasangan seumur hidup telah dipermudah dan diberkahi. Namun, adapula yang rasa cintanya timbul kepada seseorang yang kita tidak mampu atau tidak boleh mendapatkannya. Hal ini dapat membuat kita merasakan dilema antara melepaskan perasaan ini atau harus memperjuangkan rasa cinta yang mungkin terlarang.

Sementara, banyak pula orang-orang yang muncul dalam hatinya sebuah perasaan kepada seseorang, namun ia tak tahu harus berbuat apa, namun ia tak tahu langkah apa yang sebaiknya diambil setelah muncul perasaan itu. Dan pada akhirnya, ia terperangkap dalam kesendirian dan hanya menyimpan rasa cinta itu dalam hati saja.

Mungkin memilih pasangan itu adalah sebuah kesempatan yang sementara, yang harus kita ambil untuk mengetahui akhir dari cerita cinta itu.
Mungkin memang dalam perjalanan kisah cinta, lebih banyak yang menyesal karena tidak melakukan sesuatu daripada yang menyesal karena melakukan sesuatu.
Mungkin suatu saat nanti, keputusan yang engkau tidak pernah ambil adalah tindakan yang akan engkau sesali sepanjang perjalanan hidupmu.

jadi,,,apa yang engkau pilih ??
 

elegi Rahwana


Inilah aku, si angkara murka. Sebutkan jenis kejahatan yang kalian ketahui. Aku pasti sudah melakukan semuanya.

Mungkin sebentar lagi aku akan melepas nyawa. Atau terjepit abadi tertimpa Gunung Suwela. Sungguh tak bisa kulawan pusaka Guwawijaya, bahkan dengan Pancasona yang bertahun-tahun menggetarkan jagat raya. Tapi aku puas dengan segala lelakon hidupku. Membuat kekacauan di pelbagai pelataran. Aku bisa tertawa sambil melepaskan nyawa.

Kecuali satu hal yang membuatku menyesal.

Kuakui, warna hidupku memang hitam legam. Lebih hitam daripada malam yang mencekam. Namun, benarkah aku tengah berhadapan dengan lawan yang berwarna putih?
Sungguhkah hidup hanya terdiri dari warna hitam dan putih?

Orang memanggilnya Sinta.

Benar, dia wanita yang didamba siapa saja. Salahkah kalau aku juga memendam cinta?

Ya, cinta.

Inilah mungkin yang menjadi pangkal bencana sehingga aku kemudian dikenal sebagai sang angkara.Padahal, hanya satu kesalahannya : dia sudah menjadi milik Rama. Dan satu kesalahanku : aku dibakar cinta.

Tapi aku memang berhasrat memilikinya. Aku tak peduli apa pun caranya. Sinta harus menjadi bunga Alengka, seperti ibuku dulu menjadi bunga yang memancarkan keindahannya ke seantero dunia.

Aku memang menculik Sinta ketika sang jelita justru ditinggal Rama yang terkecoh oleh sebuah permainan sederhana. Lagi pula, untuk apa dewi secantik dia harus menderita di rimba raya?

Kalian tahu, Sinta kutempatkan di bagian istana Alengka yang paling indah. Dan kalian tahu, aku tak pernah menjamahnya meskipun bisa saja kalau hanya kuturuti nafsu belaka.

Aku menawarkan cinta.
Lebih besar daripada yang sudah diberikan Rama.

Ah, Sinta, betapa besarnya cintaku, melebihi apa pun di dunia. Aku rela mempersembahkan apa pun yang kau minta, walaupun harus memindahkan istana Maharaja Suralaya.

Oh, tak pantaskah aku memendam cinta yang membara?

Tak pantaskah raksasa buruk rupa mencinta wanita yang jelita? Bukan salahku terlahir dengan wajah yang buruk tak terkira. Dan bukan salah Sinta, tentu saja, dikaruniai keindahan luar biasa. Dan apakah aku salah memiliki cinta? Bukankah cinta tumbuh begitu saja, tanpa pernah ada rencana?
Kuhadapi segala tantangan, kutaklukkan segala rintangan, meskipun harus pecah perang yang tak pernah kukira. Perang besar yang menghanguskan separo jagat.

Semua demi cinta.

Dan aku bangga karenanya. Kuhadapi semua bukan demi kemasyhuran atau nama besar. Aku merasa apa yang sudah kumiliki sebelumnya lebih besar daripada sekadar kemasyhuran. Aku lebih perkasa dari siapa pun. Aku lebih digdaya dari semuanya. Aku raja dari segala maharaja.

Hanya satu yang belum kuraih. Dicintai.

Aku memiliki dan dengan sepenuh hati kuberikan cinta. Karena itu kudambakan juga cinta dari orang yang kucinta. Bukankah itu wajar? Aku mencinta dan aku ingin dicinta. Bukan oleh siapa saja, melainkan oleh Sinta.

Ah, Sinta.

Sayang, demi cinta, aku harus menghadapi nyaris seluruh dunia, bahkan Suralaya. Hanya dibantu rakyatku serta satu adikku, juga anakku, aku menghadapi Rama yang didukung para raja perkasa, bahkan juga salah satu adik kandungku sendiri. Aku, manusia yang meraih taraf kedigdayaan melalui upayaku sendiri, berhadapan dengan lelananging jagat yang memang sudah ditakdirkan untuk menandaskan segala jenis angkara, mendapat bantuan dari para raja, juga resi dan brahmana, serta satria anak-anak dewa, dan bahkan mendapat lindungan dari para dewa sendiri.

Aku bangga. Rakyatku telah bertarung dengan gagah perkasa. Anakku maju dengan dada yang penuh gelora. Adikku pun berlaga dan kemudian perlaya menjadi bunga negeri.

Dan aku maju menadahkan dada dan muka demi keyakinan yang tak juga goyah.

Cinta.

Kuhadapi Rama meski aku tahu bahwa sudah tercatat di garis takdir aku akan perlaya di ujung Guwawijaya. Hanya saja, sebelum aku melepas nyawa, ketahuilah bahwa tak ada warna putih di atas dunia. Bahkan para dewa, serta maharaja para dewa, menggambar lembar-lembar hidupnya juga dengan goresan nafsu kelabu. Bagaimana mungkin Sang Manikmaya terpikat oleh sang istri di punggung Lembu Andini? Kenapa para dewa juga bisa tergoda oleh wanita-wanita arcapada?

Pahamilah bahwa sang lelananging jagat pun bukanlah satria sempurna. Ia lebih suka mementingkan diri sehingga sang istri dan ayah sendiri tak tahan lagi. Bukankah Dasarata tewas karena kesedihan tak tertahankan oleh kepergiannya ke hutan? Bukankah Rama sendiri tega meninggalkan sang istri demi mengejar sebuah bayang-bayang yang tak nyata? Dan kesalahan yang paling besar, bukankah ia mencurigai sang dewi telah ternoda oleh tangan kasarku sehingga harus menghadapi hukuman tak terkira: terjun ke dalam kobaran api?

Tiap detik, aku memang selalu membayangkan tubuh Sinta seperti membayangkan getaran kepundan Gunung Gohkarna. Namun, aku tak pernah menjamahnya karena aku berharap sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekadar semburan magma. Yakni cinta.

Karena itu, biarlah aku mati dengan rasa puas di hati. Bahwa sebenarnya keangkaraanku yang terang-terangan tidaklah seberapa dibanding ribuan angkara yang bersaput wajah Brahmana. Aku yakin, angkara yang demikian jauh lebih berbahaya dibanding sekadar angkara seorang Rahwana.


 

ketika ku jatuh




Mungkin sudah banyak kejadian ataupun kenangan yang selalu membuat hati kita 'sakit' dan terusik. Mungkin sudah banyak rasa pedih dan sedih yang kita alami, karna hal-hal yang besar, maupun yang sepele. Sesungguhnya memang inilah 'bumbu' dari hidup setiap manusia. Hidup itu keras, hidup itu perjuangan. Kadang kita terjatuh ke dalam lubang yang paling dalam, meskipun kadang kita seringkali berada di puncak kebahagiaan namun tak menyadarinya.

Sampai kapan rasa sakit ini ada?
Sampai kapan cobaan datang bertubi-tubi?
Pernahkah kau sadar akan kesendirianmu?
Pernahkah kau sadar akan jauhnya engkau dari orang-orang yang menyayangi mu?
Pernahkah kau sadar akan jauhnya engkau dari orang-orang yang kau sayangi?
Pernahkah kau sadar akan jauhnya engkau dari Tuhanmu?

Jalan keluar tak pernah berhenti kita cari, berusaha sudah bagaikan tak mampu lagi, namun seberapa sering semua itu tidak menghasilkan apa-apa? Berputus asakah kita? Beruntunglah bagi orang-orang yang berani menghadapinya, namun tak sedikit juga yang melarikan diri darinya.

Alangkah indahnya saat semangat kita sedang terjatuh, kita melihat kepada sebuah pohon yang di mana dedaunannya terjatuh dari rantingnya. Karena sesungguhnya:

Bukankah tak ada satu daunpun yang jatuh dari pohonnya, kecuali Tuhan mengetahuinya? Jika daun yang sekecil itu, yang mungkin jatuhnya ke tanah tak berarti apa-apa, Tuhan saja mengetahuinya, apalagi hambaNya yang menatapNya ke atas sana dan memohon kepadaNya dengan isak tangis dan air mata.

Jangan pernah takut akan kegagalan. Jika engkau percaya bahwa semua kenikmatan yang ada di muka bumi ini ada yang mengaturNya, demikian juga dengan cobaan. Yakinlah bahwa cobaan itu tak ada yang selamanya. Ambillah cobaan itu dengan sikap yang positif, dengan menganggap bahwa cobaan itu merupakan sebuah cara agar engkau lebih dekat dengan Tuhanmu. Sesungguhnya cobaan memang benar-benar bisa mendekatkan engkau dengan Tuhanmu.

Usaplah wajahmu... Ucapkan syukur...

"Oh, my friend, it's not what they take away from you that counts. It's what you do with what you have left." - William Cowper
 

yang terlupa (dan mungkin dilupakan)



Entah bagaimana Tuhan menciptakan hati ini, sehingga seringkali hati ini terbolak-balik dalam berperasaan. Kadang kita merasa begitu benci sekali dengan seseorang, tapi entah bagaimana, bisa saja dia menjadi seseorang yang sangat kita sayangi. Tapi bukankah itu sesuatu yang indah?

Bukankah terbolak-baliknya hati merupakan suatu anugerah? Memang jika kita melihat bagaimana hati yang baik bisa menjadi buruk, mungkin tak bisa kita melihatnya sebagai suatu anugerah. Tapi bayangkan saat hati yang kotor bisa tercuci bersih, bisa menyayangi kembali, bisa mengasihi, bisa membuat bibir ini tersenyum, dan orang lainpun tersenyum, akan terlihat indahnya dunia ini, dan seisinya.

Hati inilah yang bisa membuat seseorang merasa bahagia, merasa berbunga-bunga. Sungguh indah sekali rasanya bisa menyayangi seseorang, seseorang yang sangat penting sekali dalam hidup kita. Kadang kita berpikir bahwa jika menyayangi seseorang, orang itu haruslah menyayangi kita kembali. Tapi sungguh mulianya jika kita bisa mencintai seseorang tanpa ia harus mengetahuinya, tanpa harus meminta balasan apapun darinya. Sungguh indahnya suatu rasa sayang yang berdasarkan ketulusan, yang dimana kita hanya ingin melihatnya tersenyum, melihatnya bahagia, melihatnya gembira, dimanapun dan bersama siapapun dia berada.

Pernahkah engkau terdiam terpaku ketika melihat seseorang yang ada di hatimu?
Pernahkah engkau menginginkannya untuk bahagia meskipun ia tak tahu apa isi hatimu? Sungguh besarnya dan indahnya apa yang hati ini bisa lakukan kepada diri kita. Hati ini bisa membuat kita berkorban begitu besarnya, bisa membuat kita berjuang begitu kerasnya, bisa membuat kita terpesona begitu berbunga-bunganya. Memang hati adalah sebuah anugerah asalkan kita mampu menjaganya, menjaga kebersihannya, dan asalkan kita mampu merawatnya.

Karena sesungguhnya, ingatlah bahwa memang hati ini tak pernah berhenti berbolak-balik.

Maka sayangilah orang-orang yang sekarang ada di hatimu, dengan tulus, tanpa ia harus memberikan apapun kepadamu. Lakukanlah sebelum hatimu berbalik lagi! Lakukanlah sekarang!

Sungguh indah sekali rasa sayang itu, bukankah kita tak akan pernah lupa rasanya saat pertama kali kita merasakan jatuh cinta? Semoga saja, semua orang yang menyayangi orang lain, terbalaskanlah rasa sayangnya. Dan semoga, semua orang yang tak terbalaskan rasa sayangnya, tidak pernah berhenti untuk menyayangi orang itu dengan tulus.

"In the end we only regret the chances we didn't take, the relationships we were scared to have and the decisions we waited too long to make".(anonymous)
 

sebuah kisah

Ingin kuceritakan padamu,,,sebuah kisah,,

Tentang seorang perempuan yang duduk sendiri pada suatu sore dan ia tahu diluar hujan tak habisnya menangis. Ia juga ingin menangis. Bukankah hatinya resah. Tatapannya sendu, memandang keluar jendela. Seperti ada yang ditunggu.

Ia masih saja menyukai hujan. Cinta yang tak berkesudahan. Meskipun datangnya sering membuat daun-daun gelisah atau langit menjadi muram. Dan beberapa orang bilang, hujan hanya tangis jatuh yang kemudian menghilang ke muara.

Hatinya tak tentu arah. Tak beralur. Ia sedang bimbang dengan pikirannya sendiri, juga perasaannya. Hujan yang turun sore itu membuatnya merinding. Hari ini, mungkin, ia sedang tidak terlalu menyukai hujan yang turun, yang bersetubuh dengan langit jingga senja. Khayalnya melayang pada sosok lelaki itu. Ada kabar yang ingin disampaikan. Gelisah yang ingin dibagi. Tapi, apa kisahnya masih menjadi tuan pada lelaki itu? Tidakkah sang lelaki sedikit berubah sekarang?

Bukankah tanya selalu hadir pada tiap penantian? Seperti hujan yang selalu berulang, mengetuk mengalun, tetap datang meski dengan pujian atau makian. Ah, kisah yang tak berarah. Biarlah. Perempuan yang sedang tidak terlalu menyukai hujan senja itu hanya ingin bercerita tentang gelisahnya.

Nanti jika hujan datang lagi saat senja, pada suatu hari, mungkin ia sedang bergembira dan tertawa sambil duduk memandang keluar jendela. Dan lelaki itu duduk dihadapannya, menghirup aroma kopi sambil membaca tawanya.

yah,,ini hanyalah sebuah kisah,,
 

untitled

Ketika isu "kebohongan" SBY tengah gencar-gencarnya menjadi pemberitaan media-media nasional, dua kali saya melihat pernyataan ekonom senior mantan menko perekonomian Rizal Ramli di televisi yang menyebut tentang "ironi bangsa Jerman". Menurutnya bangsa Jerman yang sangat maju budayanya menjadi hancur karena "kejahatan Hitler". Secara tidak langsung Ramli hendak menyamakan Hitler dengan SBY.

Saya memang setuju dengan pendapat Rizal bahwa kepemimpinan yang lemah sebagaimana ditunjukkan SBY akan membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia. Namun saya tidak setuju jika menyamakan SBY dengan Hitler. Dengan segala kepakarannya tersebut, bahkan seorang Rizal Ramli belum memahami realitas sejarah Jerman karena termakan "propaganda yahudi".

Republik Weimar Jerman, negeri yang terbentuk paska Perang Dunia I dimana Hitler berada sebelum membentuk gerakan nasionalis-sosialis NAZI, adalah negeri yang sudah hancur dalam segala aspek. Apa yang telah dilakukan Hitler justru sebuah keberhasilan pembangunan yang sangat luar biasa, yang sayangnya dilupakan orang karena sejarah memang telah menempatkannya di tempat yang "salah". Dari sebuah negara yang gagal (failed state), di bawah kepemimpinan Hitler, Jerman tampil menjadi negara makmur secara ekonomi, stabil secara sosial politik dan kuat secara militer. Semua itu bisa dicapai Hitler karena keberhasilannya "menyingkirkan" orang-orang yahudi dari panggung politik dan ekonomi dan membuat Jerman mendiri secara ekonomi, terlepas dari jeratan hutang terhadap para bankir yahudi.

Kehancuran segala aspek tersebut sengaja diciptakan secara sistematis demi menciptakan kondisi ideal agar Jerman jatuh ke dalam cengkeraman komunisme. Sebagaimana tercantum dalam "Protocols of Learned Elders of Zion" atau Protokol Zions, setelah Rusia Jerman adalah sasaran komunisme berikutnya. Sebagai dasarnya adalah Perjanjian Versailles yang mengakhiri Perang Dunia I yang sangat merugikan Jerman dan membuat perekonomian Jerman hancur karena harus membayara kompensasi perang yang tidak tertanggungkan. Sebagian besar konspirator Perjanjian Versailles adalah yahudi. Di antaranya Max Warburg, tangan kanan keluarga Rothschild yang juga menjadi konspirator pembentukan bank sentral Amerika tahun 1913. Yang lainnya adalah Hugo Pruess, penulis konstitusi Republik Weimar Jerman. Sebelum kemunculan Nazi, Jerman sudah nyaris jatuh ke tangan komunisme. Orang-orang komunis bahkan telah merebut kekuasaan di provinsi Bavaria. Tapi Hitler dengan Nazi-nya menggagalkan konspirasi jahat tersebut.

Secara umum kehancuran Republik Weimar meliputi kondisi sbb: hyper-inflasi, angka pengangguran yang tinggi, hutang pemerintah yang menggunung, kelaparan, kriminalitas, dekadensi moral, hukum yang tidak bekerja dan sebagainya. Tentu saja ada satu ciri lain yang tidak bisa diabaikan, yaitu kesenjangan sosial ekonomi yang luar biasa lebar dengan orang-orang yahudi berada di puncak strata sosial-ekonomi. Tragisnya, orang-orang kaya Jerman harus kehilangan harta bendanya karena kebangkrutan ekonomi untuk diborong oleh orang-orang yahudi dengan harga murah.

Selain menguasai sumber-sumber ekonomi dan keuangan, orang-orang yahudi juga menguasai secara eksklusif semua aspek sosial-politik Jerman kala itu: pengadilan dan pers. Sebelum kemenangan Nazi tahun 1933, pers Jerman dikuasai oleh tiga orang yahudi: Leopold Ullstein, August Scherl, dan Rudolf Mosse. Selain itu ada figur bernama Berliner Tageblatt yang dianggap sebagai pembentuk opini publik terkemuka Jerman, dan Theodor Wolff, seorang wartawan yahudi yang juga aktif berpolitik.

Antara tahun 1925-1929 empat dari enam anggota Dewan Direktur bank sentral Jerman adalah yahudi, termasuk Jakob Goldschmidt dan Rudolf Havenstein. Dengan keberadaan mereka, kepentingan kapitalis yahudi menjadi prioritas dan mata yang Jerman menjadi tidak berharga karena hyper-inflasi.

Dengan konstitusinya yang dibuat oleh Hugo Pruess, segala bentuk pornografi dan "kebebasan berekspresi" membanjiri Jerman, menghancurkan ikatan moral yang menjadi pembentuk kekuatan bangsa. Berbagai macam literatur, film, drama, dan karya seni yang mengkampanyekan pornografi beredar luas di Jerman. Sedemikian rendah moral masyarakat Jerman waktu itu karena ulah yahudi, seorang sastrawan Jerman berdarah yahudi memperingatkan rekan-rekannya atas kemungkinan munculnya sentimen anti-yahudi.

"Bahkan orang-orang Romawi tidak mengenal bentuk kemaksiatan Berlin, dimana ratusan laki-laki berdandan perempuan dan perempuan berdandan laki-laki menari-nari di muka umum. Berlin telah menjadi Babylon," kata Stefan Zweig sang sastrawan yahudi Jerman.

Penerbitan-penerbitan besar milik yahudi seperti Benjamin Harz, Leon Hirsch, dan Jacobsthal gencar menerbitkan buku-buku yang bertentangan dengan nilai-nilai moral Kristen. Beberapa di antara buku-buku tersebut sudah nampak kemaksiatannya dilihat dari judulnya saja: “Sittengeschichte des Lasters” (History Of Morals and Vices), “Bilderlexikon der Erotic” (Picture Lexicon of Eroticism), “Sittengischichte des Geheime und Verbotene” (History of the Secret and the Forbidden), dll.

Di sisi lain para aktifis sosial Jerman gencar mengkampanyekan kebebasan aborsi, suatu hal yang kala itu sangat dianggap tak bermoral. Di antara mereka adalah Dr Max Hodann, Dr Lothar Wolf, Martha Ruben-Wolf, dan Alfons Goldschmidt.

Namun tentu saja semua itu masih belum seberapa jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Sigmund Freud, sang "Bapak Sexisme". Secara efektif menghancurkan nilai-nilai moral, Freud menciptakan teori psikoanalisis yang menetapkan bahwa seks adalah motif dasar manusia yang membentuk semua kepribadian dan kharakter. Menurutnya, manusia yang "sehat secara psikologis" adalah manusia yang "membebaskan" keinginan-keinginan seks-nya tersalurkan. Hal ini masih diperparah lagi oleh Nitzche sang "Bapak Atheisme" yang mengajarkan manusia untuk "meninggalkan Tuhan". Baik Freud maupun Nitzche adalah orang-orang yahudi.

Dunia film dan teater Republik Weimar juga dikuasai orang-orang yahudi seperti Josef von Sternberg, Bertolt Brecht, Erich Pommer dan sebagainya. Maka film-film porno pun dengan lancar beredar luas di masyarakat: “Sundige Mutter” (Sinful Mama), “Wenn Ein Weib Den Weg Verliert” (When A Woman Loses Her Way), “Zieh Dich Aus” (Get Undressed), “Tausend Nackte Frauen” (One Thousand Naked Women) dll.

Namun setelah Hitler menguasai Jerman, semua kemaksiatan itu dibongkarnya habis dan nilai-nilai moral Kekristenan dikembalikan oleh-nya. Tidak mengherankan jika Hitler mendapat dukungan kuat kalangan gereja, termasuk gereja Vatikan.
 

find it!



Jatuh cinta pada orang yang sama berkali-kali,terus menerus…sungguh seperti kisah telenovela atau sinetron yang ditayangkan stasiun swasta kita,pun seperti kisah yang aku baca disebuah blog sahabatku.

Mungkinkah sejauh apapun jalan yg tertempuh,jatuh cinta berkali-kali tapi tak kunjung mampu menghapus sebuah nama yg terlanjur tersimpan dipalung hati. jatuh cinta berulang kali meski tak sepenuh hati,tetap menyimpan sebuah ruang yang hanya tertuliskan satu nama. entah kebodohan atau itulah cinta yang sesungguhnya.

Jarak yang tak pernah terjembatani, kisah yg tak pernah mempertemukan mereka dalam jalan yg sama,dan waktu yang tak pernah berdamai entah mengapa tak cukup menghapus setitik pesona yang pernah begitu alami keluar dengan tanpa alasan. ketika mata mereka beradu pandang disebuah angkutan kota,dan berinteraksi sekedarnya dalam pertemanan ternyata cukup mengubah sekian tahun kehidupan nya.

Sebuah nama yang menghadirkan rindu yang tak pernah habis, debar yang tak pernah hilang meski selembut halimun berkelebat dalam ingatan,dan apapun yang terbawa angin dalam perjalanan hidup yg mengantarnya pada secuil kenangan di masa lalu. Sanggup membuatnya duduk terdiam tanpa melakukan apapun, setiap tahun membisikan kalimat selamat ulang tahun meski tak pernah tersampaikan.

Apa yang membuat dia begitu erat menggenggam kenangan,bahkan mungkin sosok pemilik tatapan matahari itu tak pernah menyadarinya ! sosok yang sangat biasa untuk seseorang yg istimewa sepertimu,setidaknya itulah yang mereka ucapkan ketika menyadari kebodohanmu dari menyimpan kenangan.

Bukankah kau takkan pernah mampu berlari dan mengejar sekian ketertinggalanmu jika kau terus menerus menoleh lewat kaca spionmu ?
Gunakan ketika kesakitan untuk bertahan,bukan terus menerus menatapnya hingga kau tak kunjung sampai pada akhir perjalanan jiwamu. Tidakkah lelah….tidakkah sepi,mencari aroma cinta yang sama pada setiap hati yang mencoba menyentuhmu ? lalu menyadari rasa itu takkan pernah sama dan terulang.

Tuhan selalu tahu setiap kekuatan yang dimiliki mahluk ciptaanNya,DIA maha tahu apa yang paling dibutuhkan setiap umatNya. Terkadang apa yang kita butuhkan bukanlah apa yang kita inginkan,kita tidak menyadarinya sejak awal tapi Tuhan maha tahu.

Aku mencari pelajaran dari kesakitanmu menunggu,aku mencoba memahami dari menahan rindu pada sesuatu bahkan ketika secuil bayangannya pun tiada. Mungkinkah ini hanya rasa ego karena mencintainya tapi tak mampu mendapatkannya. Mungkinkah ini cinta ? sedang cinta butuh keberadaan, butuh menjadi sesuatu,butuh approval,butuh di sirami dengan adanya dia dan kamu dalam jalan yang sama,dalam perjalanan yang sama.

mungkinkah cinta sanggup bertahan ditengah keringnya ladang tandus,tanpa melihat seberapa besar cinta dijaga dan ditumbuhkan. mungkinkah cinta cukup dirasa tanpa bisa meskipun sekedar menatap bening matanya, hangat jemarinya.

Entah,…..

Aku rasa, aku sama naifnya denganmu… cinta tidak harus memiliki hanya ucapan mereka yang tidak memiliki kekuatan untuk mendapatkan cinta yg mereka inginkan. kadang kala tidak memiliki kekuatan tidak sama dengan tidak adanya kesempatan.

kamu masih memiliki kekuatan untuk mendapatkan,berbeda dengan tidak adanya kesempatan bukan ?
temukan cinta yang paling kau inginkan sebelum kau kehilangan kesempatan.

* berbagi dengan sahabat terkadang menghadirkan inspirasi… ini untukmu yang sedang mencari cinta.
*dedicated buat mba pen & mpok nuy,, hayoo find it,,
 

Fakta dibalik KMB


mari kita membahas sejarah,,,


dulu pas jaman SD, kita pasti di ceramahin sama guru kaya gini,,
diambil dari definisi di wiki

Latar Belakang
Usaha untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roijen, dan Konferensi Meja Bundar.

Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah:

* Serahterima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serahterima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
* Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda sebagai kepala negara
* Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat
tapi,,or klo ade gw bilang,,"did you know",,

Ternyata ada butir yang barangkali terlewatkan oleh kita semua mengenai pengambil alihan hutang hindia belanda oleh RIS yang setau gw,, tidak dipelajari disekolahan.

Dan Faktanya,,,
ada perjanjian terselubung di balik Konferensi Meja Bundar (KMB). Siapa sangka, di balik peristiwa sejarah yang disebut-sebut menjadi tonggak pengakuan kedaulatan Republik Indonesia itu, tersembunyi perjanjian pembayaran utang-utang penjajah kolonial Belanda.

Fakta mencengangkan dari perjanjian yang digelar di Den Haag Belanda, 23 Agustus 1949, itu diceritakan Pengamat Ekonomi, Revrison Baswir, saat mengisi sebuah seminar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Hal itu tak urung membuat peserta seminar yang umumnya mengaku tidak mengetahui fakta tersebut tercengang.

Menurut Revrison, untuk mengakui kedaulatan Republik Indonesia, pemerintah Belanda mengajukan beberapa persyaratan. Salah satunya, Indonesia harus mau mewarisi utang-utang yang dibuat Hindia Belanda, sebesar 4 miliar dolar AS. Indonesia yang saat itu diwakili Mochamad Hatta, menyetujui syarat tersebut.

Sebelumnya, Hatta telah mendapat lampu hijau dari Soekarno untuk menyetujuinya. Indonesia menyetujui syarat tersebut untuk mendapat pengakuan kedaulatan. Namun, rencananya, Indonesia tidak akan membayar utang tersebut dan tetap membiarkannya menjadi tanggungan pemerintah Hindia Belanda, tutur Revrison.

Indonesia pun menjalankan rencana tersebut. Pada kurun waktu 1949-1965, Indonesia tidak membayar utang tersebut. Akibatnya, munculah Agresi Militer Belanda I dan II. Setelah berkali-kali mengalami kegagalan, akhirnya Belanda pun menyerah untuk memaksakan kehendaknya agar Indonesia membayar utang tersebut.

Namun, lanjut Revrison, Belanda tidak berhenti sampai di situ. Mereka mulai menyusun rencana lain, dengan cara lebih halus, antara lain dengan pembentukan Intergovernmental Group on Indonesia (IGGI). Dari sejarah, diketahui jika kelompok yang diketuai Belanda itu didirikan untuk membantu pembangunan Indonesia.

Ternyata, di balik pendirian IGGI pun ada udang di balik batu. Logikanya sederhana. IGGI dibentuk, Belanda ketuanya, dengan syarat Indonesia harus mau membayar utang peninggalan Hindia Belanda. Akhirnya, pada 1967-1968, pemerintah kita yang saat itu dikepalai Soeharto, melakukan reschedulling pembayaran utang tersebut ujarnya.

Ujungnya, lanjut Revrison, pada 1968 disepakati jika utang Hindia Belanda akan dicicil Indonesia dalam tempo 35 tahun. Utang tersebut baru lunas pada 2003. Sekarang, utang Indonesia di luar utang Hindia Belanda bersisa 66,8 miliar dolar AS. Dengan utang sebesar ini, mau lunasnya kapan? katanya.

Namun, terlepas dari utang yang saat ini dimiliki Indonesia, menurut Revrison, Indonesia telah lama dibohongi melalui penggelapan sejarah. Hampir setiap buku pelajaran sejarah di Indonesia, tidak ada yang mencantumkan perihal perjanjian pembayaran utang tersebut.


klo di rangkum cerita nya,,,

Bagaimana jalannya KMB?
Tiga delegasi yang berunding, Belanda, Republik Indonesia, golongan Federal yang dihimpun dalam Bijzonder Federaal Overleg (BFO). Dalam praktik Republik dan BFO menyatu bila menghadapi Belanda. Beberapa Komisi dibentuk: Komisi Politik, di sana Hatta dominan; Ekonomi, di sana Dr Sumitro Djojohadikusumo menyangkal kebenaran angka-angka utang yang diajukan Belanda; Komisi Pertahanan, di mana Republik diwakili oleh Dr J Leimena dan Kolonel TB Simatupang; serta Komisi Kebudayaan, di mana Mr Ali Sastroamijoyo berperan.

Bagaimana hasilnya KMB?
Belanda tidak bersedia menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Penyelesaiannya ditangguhkan untuk masa satu tahun. Tidak memuaskan. RIS harus mengoper utang Belanda yang telah dibuatnya untuk memerangi RI sejumlah 4.100 juta gulden, sedangkan menurut hitungan Dr Sumitro justru Belanda yang berutang kepada Indonesia lebih dari 500 juta gulden. Tidak memuaskan.

Di bidang pertahanan, Belanda mau membikin tentara KNIL sebagai intisari tentara RIS. Ini ditolak tegas oleh Leimena dan Simatupang, dan Belanda setuju TNI sebagai kekuatan pokok tentara RIS. Ini memuaskan. Jadi dalam hasil KMB ada plusnya dan minusnya.

Poin perbedaan

Bagaimana dengan poin perbedaan, di satu pihak penyerahan kedaulatan (souvereiniteits overdracht), di lain pihak pengakuan kemerdekaan (vrijheids arkenning)?
  • Belanda tidak mau mengakui proklamasi 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta. Belanda hanya mengakui penyerahan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949 sebagai bermulanya negara merdeka berdaulat berbentuk federal, yaitu RIS.
  • Belanda mempunyai pola pikir legalistik. Dia menganggap secara hukum internasional masih heer en meester (tuan dan penguasa) atas Hindia Belanda. Tapi, sikap Indonesia ialah Soekarno-Hatta sudah memproklamasikan atas nama bangsa Indonesia kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Maka soalnya telah selesai. Saya tegaskan dalam bahasa Perancis: Soit. Fini. Dat is het (Demikian adanya. Selesai. Itulah adanya).

Dalam siaran radio live, 28 Desember, yang dipandu oleh Yanti Mualim dan Jean van de Kok masuk 24 SMS dari pendengar dengan pertanyaan dan komentar dari berbagai kota dan daerah di Indonesia. Ada satu setengah juta pendengar Radio Hilversum di Indonesia.

Kebanggaan Bung Hatta
Mengapa Bung Hatta yang menerima penyerahan kedaulatan dalam upacara di Istana di Amsterdam tanggal 17 Desember 1949?

Karena secara formal Bung Hatta selaku Wapres dan PM yang memimpin delegasi Indonesia dalam KMB. Bung Karno menganggap kita sudah merdeka, buat apa itu penyerahan kedaulatan? Untuk tambahan informasi bagi para pendengar, saya bercerita pernah bertanya kepada Hatta apakah yang penting dalam hidupnya, apa highlights kariernya? Bung Hatta menjawab dua hal.

”Pertama, saya ko-proklamator kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Kedua, saya yang menerima penyerahan kedaulatan”. Hatta dalam pidato sambutannya pada upacara penyerahan kedaulatan dengan nada bangga dan suara nyaring menegaskan, ”Rakyat Indonesia sudah merasa lega dengan lenyapnya kolonialisme di Indonesia dan dengan susunan hukum baru berdasarkan Pancasila.”

Mengapa Pemerintah Belanda tidak mengakui proklamasi 17 Agustus 1945?

Saya belum sempat memasuki otak orang-orang Belanda itu. Berspekulasi di sini tidak baik. Cukuplah jawaban ini.

Dalam pada itu tidak tersedia waktu bagi saya untuk menyampaikan fakta bahwa PM Belanda JP Balkenende telah mengakui Proklamasi Kemerdekaan kita, 17 Agustus 1945, dan Menteri Luar Negeri Belanda Bernard Bot menghadiri perayaan 17 Agustus di Istana Merdeka pada 2005.

Bot, yang lahir di Jakarta masuk kamp interniran pada zaman Jepang, berani datang ke Jakarta dan dengan melawan sikap kaum veteran Belanda yang berperang di Indonesia telah memberitahukan kepada Indonesia bahwa Negeri Belanda pada saat aksi polisionil telah berdiri aan de verkeerdekant van de geschiedenis (di tempat yang keliru dari sejarah).

Sebagaimana dimaklumi akibat tekanan kaum veteran Belanda, Ratu Beatrix pada 1995 tidaklah menghadiri perayaan HUT ke-50 proklamasi kemerdekaan, tapi tiba di Jakarta beberapa hari kemudian. Tot ergenis van de Indonesiers (menyebalkan orang-orang Indonesia), demikian tulis sebuah majalah Belanda. ...