"Apa kau bahagia Pandora?"


Pandora adalah satu diantara berbagai kisah yang terdapat pada Mitologi Yunani. Pandora adalah nama seorang wanita yang begitu cantik dan rupawan. Awal mula dari keberadaan Pandora adalah dari seorang dewa bernama Haphaestus serta tercipta dengan campur tangan Dewa Zeus didalamnya.

Haphaestus adalah dewa yang buruk rupa namun memiliki keahlian seni yang tinggi. Ia mencintai Aprodite, namun sayang cintanya tak dapat ia wujudkan. Suatu hari ia diminta membuat sebuah patung oleh Zeus, ia pun kemudian membuat patung yang kecantikannya mirip dengan Aprodite. Zeus pun senang dengan hasil karya Haphaestus dan memberikan jiwa pada patung itu. Pandora adalah nama yang diberikan oleh patung hidup itu. Pandora, wanita cantik yang berasal dari karya seni Haphaestus.

Zeus kemudian menitipkan kotak pada Pandora dan memberikan Pandora kepada seorang Titan yang ia benci, Ephimetus. Zeus memberikan Pandora sebagai bentuk tipu muslihat untuk mencelakai sang Titan. Kakak Ephimetus telah memperingatkan Ephimetus agar tidak mencintai Pandora, namun terlambat sudah...Ephimetus terlanjur mencintai wanita cantik itu. Ephimetus akhirnya dapat hidup berdampingan dengan Pandora.

Pandora sendiri memang mampu menaati perintah untuk tidak membuka kotak itu. Tapi, lama-kelamaan, Pandora semakin ingin tahu tentang isi kotak yang dititipkan padanya.

Maka ia membuka kotak tersebut. Dari dalam kotak, berhamburanlah segala macam keburukan, seperti penyakit, wabah kesedihan dan keputusasaan. Sejak itu, bumi mulai mengenal penyakit dan segala keburukan hidup lainnya.

Hanya saja, ternyata, di dalam kotak itu juga masih ada satu benda lain. Benda itu kecil bentuknya, “Harapan”.

Benda inilah yang digunakan manusia di bumi untuk terus bertahan dari segala macam penyakit, wabah, kesedihan dan sebagainya.

Bagiku,
Pandora seperti sebuah duplikat suatu sosok pujaan yang tak dapat dijangkau, sebuah keindahan yang Haphaestus ingin dapatkan namun tak tercapai, Aprhodite.
Pandora seperti bagian dari tipu muslihat yang dibuat Zeus untuk menjebak seseorang, keindahannya memabukkan.
Pandora juga seperti bentuk kesalahan fatal yang tak dapat diperbaiki, namun disatu sisi dialah yang menemukan setitik benda bernama, "harapan". Perpaduan pembuat bencana dan anugrah.

Namun....disetiap cerita Pandora, hanya disinggung tentang bagaimana ia tercipta, bagaimana ia membuka kotak dan menyebarkan kesengsaraan dan harapan bagi manusia.

Pertanyaannya, Jika Pandora hidup dan nyata, bagaimana ya perasaannya? entah kenapa hidupnya terlihat sungguh malang, hidup dari benda mati, bukan berasal dari seorang ibu dan bapak yang utuh, hanya menjadi manifestasi seseorang yang putus cinta dan alat balas dendam.Apa arti sebenarnya kehidupan untuk Pandora? Jika ia diperbolehkan memilih,

apa mungkin ia memilih lebih baik tetap menjadi sebuah material pembuatan patung yang tidak pernah dipahat?

atau lebih memilih tak apa-apa menemukan "harapan" walau dengan secara bersamaan ia harus menyebarkan kesengsaraan bagi umat manusia?

atau mungkin....apa ia bahagia mendapat kehidupan karena dicintai oleh Ephimetus dan tidak menyesali semua yang terjadi di kehidupannya?

atau mungkin juga...apa ia bahagia mendapat kehidupan karena kecantikannya mampu mendekati seorang Aprodhite?

atau..malah apa ada perasaan bahwa semua orang hanya melihat kecantikannya untuk memuja dan memanfaatkannya, menyiksa batinnya?

Entah mengapa aku tiba-tiba ingin duduk di sebelah sang Pandora dan bertanya..
"Apa kau bahagia Pandora?"
 

Cinta bertepuk Sebelah Tangan ?

Ketika engkau ingin mengenalNya,

engkau mungkin merasa tidak mendapat jabat tanganNya,
lalu bagaimana mungkin engkau mengenalNya ?

Kemudian engkau mulai mempelajari karakterNya,
Kemudian engkau mulai mengetahui sifat-sifatNya,
tapi kembali engkau tidak merasa telah mendapat perhatian dariNya,

Lalu engkau mulai memanggil-manggil namaNya,
BayangNya yang kaubuat sendiri terus menerus ada di dalam angan-angan,
Engkau mulai sulit melupakanNya,
Engkau merasa akrab denganNya,
Engkau merasa dekat denganNya,
tapi engkau tak merasa mendapatkan balasan perhatian dariNya,

Kemudian engkau merasakan kerinduan padaNya,
jika namaNya disebut akan bergetar hatimu,
jika sifatNya dikatakan, jantungmu akan berdetak semakin cepat.
Tapi engkau sama sekali tidak merasa mendapatkan tanggapan dariNya,

Kemudian,
Kerinduan yang sangat,
merasuk ke dalam akal dan perasaanmu,

Sakitnya perpisahan,
dan sakitnya perasaan yang tidak terbalas,
Gundah Gulana,
gelisah sepanjang malam,
makan tak enak,
tidurpun tak nyenyak,
kebingungan demi kebingungan,
seakan menjadi orang tolol dan ada didalam kegilaan,

Perasaanmu bergelora bagai badai dari samudra tanpa tepi,
mengayunkan ombak silih berganti,
mengaduk,
mengobak,
menghancurkan sampan-sampan dan lambung kapal,
mengoyak anjungan kapal jasmani dirimu,

dan kamu tetap tidak merasa mendapatkan perhatian dariNya,
Meski sedikit saja.....


Kerinduan yang sangat,
membuat engkau seperti dipadang pasir yang panas terik menyengat,
setetes air akan melepaskan dahaga kerinduanmu,
setetes perhatian sang Maha akan meningkatkan derajat kerinduanmu yang
kian lama kian menggebu,
tapi tak ada air di padang pasir penantian,
tak ada setetes air di padang pasir kesetiaan,

Sampai satu ketika,
tak dapat disangkal lagi,
engkau telah jatuh cinta kepadaNya,
dan sekali lagi,
tak ada satupun tanda-tanda dari sang Maha untuk memberikan perhatian
kepadamu,

engkau melihat apa saja,
yang tampak hanyalah Dia,
engkau memandang apa saja,
yang ada hanyalah Dia,
bahkan engkau melihat dirimu sendiri,
yang ada hanyalah Dia.....

Sampai titik inilah yang terberat di dalam proses bercinta,

Masihkah engkau akan tetap ada di dalam kerinduan yang sangat ?
Meski tanpa ada tanda-tanda dariNya ???

Masihkah engkau akan tetap dalam rasa cinta yang kuat,
Meki tanpa ada tanda-tanda dariNya ???

Masihkan engkau akan tetap menyebut-nyebut namaNya
meski tanpa ada tanda-tanda perhatian dariNya ???

Masihkan engkau akan tetap mengabdi kepadaNya ??
Meski Dia kau rasakan tak sedikitpun memberikan perhatianNya
kepadamu.......

Cinta Bertepuk sebelah Tangan ?

Berapa lama engkau akan bertahan...
Sehari ?
Sebulan ?
Setahun ?
Sepuluh tahun ?
Seumur hidup ?

Sampai satu waktu,
Dia akan mengulurkan tanganNya untuk mengenalmu,
dan Dia akan menyambut perkenalan darimu,
dan Dia akan mendekatkan diriNya padamu semakin karib, semakin akrab,
dan Dia juga akan mengingatmu,
dan Dia juga akan merindukanmu,
dan Dia juga akan mencintaimu,


Kalau sudah begitu,
seandainya engkau mengucap,
Dia yang akan menjadi lidahmu
seandainya engkau melempar,
Dia yang akan menjadi tanganmu,
seandainya engkau berjalan,
Dia yang akan menjadi kakimu

Dan padang penantian telah engkau tinggalkan,
Padang kesetiaan telah engkau tempuh,

Apakah aku sudah berada di dalam Gedung yang Samar